MUNCULNYA DEWI LAET DI DESA SUBAH

DISPORAPAR Sanggau – Desa Subah Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau boleh berbangga hati karena telah lahir dan munculnya “DEWI LAET” dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI) Dewi Adalah asal kata dari de-wi yang artinya dewa perempuan atau perempuan yg cantik, atau jantung hati. inilah yang dihadirkan dan diciptakan masyarakat Desa Subah dan Organisasi Kemasyarakatan seperti ELPAGAR dan The Asia Foundation (Luar Negeri).

Yang dimaksud DEWI disini adalah lahirnya DEWI(Desa Wisata) yang ada di Desa Subah Kecamatan Tayan Hilir. KABID PARIWISATA Sanggau Lusiana menuturkan dalam paparannya,  untuk menggaet dan menarik wisatawan ke Danau Laet, selain fasilitas, kenyamanan, transportasi dan lain sebagainya, harus juga bagaimana memilih kata-kata yang menarik kepada para wisatawan sebagai sarana promosi yang sangat penting juga, beliau juga menjelaskan bahwa Untuk membangun Pariwisata tidak boleh menunggu dan menunggu sampai semua sarana dan prasarana seperti jalan dan fasilitas lainnya terpenuhi tetapi  melalui  proses sedikit demi sedikit kalau bukan sekarang kita bergerak kapan lagi.

Acara  lokakarya pembentukan pengelolaan danau laet yang melibatkan perempuan dan penyusunan serta penandatanganan kesepakatan oleh 7 dusun dalam mendukung pengusulan kawasan danau laet menjadi Taman Hutan Raya (TAHURA). dihadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sanggau, Ir Basitha Ginting, KABID PARIWISATA, DINAS  PU, Pemdes, Dandim, Kapolsek, DAD Tayan Hilir, PDKS, ELPAGAR, Lembaga Musyawarah Adat, Para Kepala Desa, Dharma Wanita dan lain-lain.

Dalam sambutanya KADIS  LH yang mewakili Bupati Sanggau mengatakan akan mencatat dan melaporkan semua hasil diskusi pada hari ini kepada Bupati Sanggau senin depan. Beliau mengatakan TAHURA (Taman Hutan Raya) ini harus ada aturannya dan kebetulan  di Sanggau telah dibahas tentang hutan Kota yang di Sabang Merah yang masih dalam pembahasan anggaran untuk mengembangkanya menjadi Taman Hutan Raya. Kenapa dirubah menjadi TAHURA, karena sekarang Kementrian Pusat tidak akan mengucurkan bantuan untuk pengembangan Taman Kota. sedangkan yang dibantu oleh Kementrian Kehutanan adalah TAHURA. sehingga Beliau menanyakan dengan tegas bahwa kita sudah siap kah menjadi TAHURA khususnya Desa Subah karena sepanjang jalan sudah banyak  ditanami Kelapa Sawit yang bisa membuat Kawasan Danau menjadi Surut debit airnya.

KADES SUBAH Pak Kimleng juga memaparkan keluhan pembangunan bendungan Danau laet yang belum menemui titik terang kapan dibangunya kembali dengan asumsi perhitungan panjang 120 meter dan kedalaman 6 meter yang berfungsi supaya air tidak surut dan melindungi ratusan jenis ikan yang ada di danau serta akses jalan yang menuju kesana masih sangat membutuhkan perbaikan untuk dijadikan Kawasan TAHURA. Acara ditutup dengan dialog.

Yang menjadi nilai plus dari Acara tersebut adalah antusiasme warga yag hadir, pembangunan-pembangunan yang telah dicapai melalui POKDARWIS Subah yang dipimpin oleh Ansel Mus, dengan menggandeng berbagai Organisasi  Kemasyarakatan, seperti ELPAGAR, the Asia Foundation (Luar Negeri) konsultasi ke Kementrian bersama KADIS PORAPAR dan lain lain sehingga tahap demi tahap sekarang mulai kelihatan progresnya. (Jumat,8/12/2017)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *